Cerdas dalam
mengelola emosi merupakan keterampilan yang bisa di pelajari dan melalui latihan.
Dengan ketekunan dan kesabaran kita pasti bisa mengendalikan emosi yang
mencoba menguasai diri kita. Kali ini ijinkan saya berbagi 10 tips cara mengendalikan emosi bahkan saat
terjadi ledakan emosi yang hebat.
mengelola emosi merupakan keterampilan yang bisa di pelajari dan melalui latihan.
Dengan ketekunan dan kesabaran kita pasti bisa mengendalikan emosi yang
mencoba menguasai diri kita. Kali ini ijinkan saya berbagi 10 tips cara mengendalikan emosi bahkan saat
terjadi ledakan emosi yang hebat.
Sekilas info: emosi adalah sebuah kekuatan maha dasyat yang mampu menjadikan
kehidupan yang lebih dinamis, bahagia dan meraih kesuksesan.
kehidupan yang lebih dinamis, bahagia dan meraih kesuksesan.
Kunci dari itu semua
adalah pengendalian pikiran dan perasaan agar emosi tidak merusak. Inilah yang
sering orang bijak katakan sebagai kecerdasan emosional. Emang ada ya yang bilang gitu? Entahlah…
adalah pengendalian pikiran dan perasaan agar emosi tidak merusak. Inilah yang
sering orang bijak katakan sebagai kecerdasan emosional. Emang ada ya yang bilang gitu? Entahlah…
Pada hakekatnya, emosi
bermula dari pikiran yang pada akhirnya juga dikendalikan dengan pikiran. Emosi
yang terkendali akan menuntun kita pada ketenangan dan menjauhkan diri kita
dari stres dan depresi.
bermula dari pikiran yang pada akhirnya juga dikendalikan dengan pikiran. Emosi
yang terkendali akan menuntun kita pada ketenangan dan menjauhkan diri kita
dari stres dan depresi.
Berikut ini adalah 10 cara mengendalikan emosi yang bisa Anda
coba praktekan sendiri, selamat membaca.
coba praktekan sendiri, selamat membaca.
Daftar Isi:
1. Mengendalikan Pikiran
Pikiran merupakan sumber
dari kekuatan yang akhirnya tertuang dalam sebuah perasaan yang dialami
seseorang. Ketika pola pikir seseorang positif maka perasaannya ikut mengalirkan
energi positif sehingga perasaannya menjadi lebih positif dan terkendali,
demikian sebaliknya.
dari kekuatan yang akhirnya tertuang dalam sebuah perasaan yang dialami
seseorang. Ketika pola pikir seseorang positif maka perasaannya ikut mengalirkan
energi positif sehingga perasaannya menjadi lebih positif dan terkendali,
demikian sebaliknya.
Jadi jika Anda ingin
mengendalikan emosi Anda maka kendalikanlah dulu pikiran Anda dan bimbinglah ia
ke arah positif sehingga perasaan Anda menjadi lebih stabil.
mengendalikan emosi Anda maka kendalikanlah dulu pikiran Anda dan bimbinglah ia
ke arah positif sehingga perasaan Anda menjadi lebih stabil.
2. Membiasakan Diri Untuk Berpikir dalam Mengambil
Keputusan
Seseorang yang mahir
dalam mengontrol emosi dan cerdas secara emosi maka ia akan semakin sehat dan
mampu membuat keputusan yang tepat. Secara tidak sadar itu merupakan hal yang
lumrah dimana akan yang mengendalikan perasaan, bukan sebaliknya.
dalam mengontrol emosi dan cerdas secara emosi maka ia akan semakin sehat dan
mampu membuat keputusan yang tepat. Secara tidak sadar itu merupakan hal yang
lumrah dimana akan yang mengendalikan perasaan, bukan sebaliknya.
3. Kenali Sinyal Emosi Negatif
Pada saat suasana hati
sedang galau, coba tenangkan diri Anda dengan cara berdoa, beristirahat. Jika
perlu dengarkan musik favorit Anda untuk mendapatkan sensasi luar biasa.
sedang galau, coba tenangkan diri Anda dengan cara berdoa, beristirahat. Jika
perlu dengarkan musik favorit Anda untuk mendapatkan sensasi luar biasa.
Anda harus mengenali
tanda dalam diri Anda bahwa Anda sedang berada pada emosi negatif, salah
satunya adalah kegalauan. Untuk itu cobalah untuk membagi perasaan Anda dengan
sahabat atau orang terdekat.
tanda dalam diri Anda bahwa Anda sedang berada pada emosi negatif, salah
satunya adalah kegalauan. Untuk itu cobalah untuk membagi perasaan Anda dengan
sahabat atau orang terdekat.
4. Rasakan Sisi Negatif Perasaan
Untuk mengenalinya Anda
bisa menanyakan beberapa pertanyaan kritis seperti: “Apakah masalahnya
berbahaya sehingga saya merasa sangat takut?” atau bisa juga: “ Apakah akan
segawat ini sehingga saya harus marah besar?”
bisa menanyakan beberapa pertanyaan kritis seperti: “Apakah masalahnya
berbahaya sehingga saya merasa sangat takut?” atau bisa juga: “ Apakah akan
segawat ini sehingga saya harus marah besar?”
Pertanyaan ini kemudian
akan menyadarkan Anda bahwa Anda tidak perlu marah dan meledak-ledak. Jika Anda
marah maka itu sama halnya menyakiti orang lain dan bukankah itu adalah dosa? Baca:
Cara
Menjadi Diri Sendiri.
akan menyadarkan Anda bahwa Anda tidak perlu marah dan meledak-ledak. Jika Anda
marah maka itu sama halnya menyakiti orang lain dan bukankah itu adalah dosa? Baca:
Cara
Menjadi Diri Sendiri.
5. Bersikap Tegas pada Keyakinan yang Salah
Untuk sesuatu yang salah
kita harus berani dan bersikap tegas demikian halnya untuk sesuatu yang belum
pasti. Contohnya begini: “Wajarkah jika sebuah kegagalan dianggap kebodohan?”
“Masalah ini pasti ada solusinya jadi mengapa harus Galau?”
kita harus berani dan bersikap tegas demikian halnya untuk sesuatu yang belum
pasti. Contohnya begini: “Wajarkah jika sebuah kegagalan dianggap kebodohan?”
“Masalah ini pasti ada solusinya jadi mengapa harus Galau?”
Bersikaplah tegas pada
sebuah keyakinan yang salah dan menyesatkan sehingga kita tidak mudah terbawa
perasaan.
sebuah keyakinan yang salah dan menyesatkan sehingga kita tidak mudah terbawa
perasaan.
6. Mengendalikan Reaksi yang Tidak Menyenangkan
Situasi dan kondisi
seperti ini mungkin saja terjadi sewaktu waktu pada kita. Contoh, Anda sedang berjalan perlahan di jalan, tiba-tiba ada sebuah motor menyalip dari kiri. Apa reaksi Anda dengan kejadian ini: (1) Mengejarnya, kemudian memarahi orang tersebut (2) Tetap tenang dan
bersikap santai, mungkin dia lagi buru-buru pikir Anda.
seperti ini mungkin saja terjadi sewaktu waktu pada kita. Contoh, Anda sedang berjalan perlahan di jalan, tiba-tiba ada sebuah motor menyalip dari kiri. Apa reaksi Anda dengan kejadian ini: (1) Mengejarnya, kemudian memarahi orang tersebut (2) Tetap tenang dan
bersikap santai, mungkin dia lagi buru-buru pikir Anda.
Dari pilihan diatas dapat
kita simpulkan bahwa reaksi pertama “Mengedepankan emosi “Amarah” dan bersikap reaktif,” sedangkan yang kedua “Mengajarkan Anda untuk menguasai diri dan mampu mengendalilan
emosi.”
kita simpulkan bahwa reaksi pertama “Mengedepankan emosi “Amarah” dan bersikap reaktif,” sedangkan yang kedua “Mengajarkan Anda untuk menguasai diri dan mampu mengendalilan
emosi.”
7. Ini Perasaan Bukan tentang Benar atau Salah
Setiap orang pasti
memiliki perasaan entah itu gembira, kecewa, marah, sedih dan galau. Semua itu
hal yang biasa dan sangat manusiawi karena semua orang mungkin saja mengalami
perasaan negatif.
memiliki perasaan entah itu gembira, kecewa, marah, sedih dan galau. Semua itu
hal yang biasa dan sangat manusiawi karena semua orang mungkin saja mengalami
perasaan negatif.
Dari itu semua ada hal
yang sangat penting yaitu kita jangan larut dalam perasaan negatif. Terlebih lagi
pada saat kita mengambil keputusan yang krusial tentunya keputusan sangat tidak
baik jika suasana hati sedang galau.
yang sangat penting yaitu kita jangan larut dalam perasaan negatif. Terlebih lagi
pada saat kita mengambil keputusan yang krusial tentunya keputusan sangat tidak
baik jika suasana hati sedang galau.
8. Emosi Berhubungan dengan Kondisi Kesehatan
Emosi sangat tidak
terkendali saat kita mengalami masalah kesehatan. Apalagi saat kita mengalami
depresi, stress, kurang tidur atau bahkan ketika kita sedang lelah. Dalam hal
ini kita tidak perlu mencemaskan perasaan yang sifatnya sementara.
terkendali saat kita mengalami masalah kesehatan. Apalagi saat kita mengalami
depresi, stress, kurang tidur atau bahkan ketika kita sedang lelah. Dalam hal
ini kita tidak perlu mencemaskan perasaan yang sifatnya sementara.
Kita harus menyadari
bahwa kita sering kali melakukan tindakan sederhana yang berdampak pada
perasaan dan mood. Seringkali kita tindakan kita mengikuti perasaan atau
istilah anak mudah sekarang “Baper”.
bahwa kita sering kali melakukan tindakan sederhana yang berdampak pada
perasaan dan mood. Seringkali kita tindakan kita mengikuti perasaan atau
istilah anak mudah sekarang “Baper”.
9. Impian dan Tujuan Hidup
Setiap saat kita haru
selalu menjaga perasan yang menyenangkan, termasuk dalam hal ini impian, cita
cita dan goal yagn akan ingin kita capai. Contohnya: merasa bahagia ketika anak
memperoleh ranking di kelas, anak berhasil menyelesaikan kuliah, Anda mendapat
promosi jabatan serta bertemu dengan orang tua tercinta.
selalu menjaga perasan yang menyenangkan, termasuk dalam hal ini impian, cita
cita dan goal yagn akan ingin kita capai. Contohnya: merasa bahagia ketika anak
memperoleh ranking di kelas, anak berhasil menyelesaikan kuliah, Anda mendapat
promosi jabatan serta bertemu dengan orang tua tercinta.
Hal ini merupakan contoh
dalam mengerahkan seluruh kekuatan emosi untuk mewujudkan impian menjadi
kenyataan ataupun mencapai goal dalam hidup. Hal ini penting untuk
menyelaraskan vibrasi pikiran dan perasaan kita, impian dan cita lebih mudah
terealisasi.
dalam mengerahkan seluruh kekuatan emosi untuk mewujudkan impian menjadi
kenyataan ataupun mencapai goal dalam hidup. Hal ini penting untuk
menyelaraskan vibrasi pikiran dan perasaan kita, impian dan cita lebih mudah
terealisasi.
10. Bersyukur Dalam Segala Hal
Hidup penuh rasa syukur
membuat suasana hati nyaman, hidup pun jadi lebih ringan dan pikiran kita lebih
jernih. Dalam hal ini penyelarasan antara pikiran dan tindakan berjalan mulus,
pada akhirnya apa yang kita inginkan dapat terjadi dengan begitu mudah.
membuat suasana hati nyaman, hidup pun jadi lebih ringan dan pikiran kita lebih
jernih. Dalam hal ini penyelarasan antara pikiran dan tindakan berjalan mulus,
pada akhirnya apa yang kita inginkan dapat terjadi dengan begitu mudah.
Dengan bersyukur kita lebih
mudah menerima keadaan kita yang sekarang. Kita cenderung mensyukurinya dan
pikiran kita juga berada pada tubuh saat ini bukan melayang kesana kemari.
mudah menerima keadaan kita yang sekarang. Kita cenderung mensyukurinya dan
pikiran kita juga berada pada tubuh saat ini bukan melayang kesana kemari.
Nah itulah 10 trik cara mengendalikan emosi sehingga kita
lebih cerdas mengelola emosi. Tentu hal ini tidak mudah untuk dilakukan akan
tetapi tidak ada yang mustahil juga toh?
lebih cerdas mengelola emosi. Tentu hal ini tidak mudah untuk dilakukan akan
tetapi tidak ada yang mustahil juga toh?
Untuk menutup sharing
ini, saya akan menceritakan kembali sebuah kisah yang menggugah berikut ini.
ini, saya akan menceritakan kembali sebuah kisah yang menggugah berikut ini.
Suatu hari, ada seorang
anak kedapatan oleh ayahnya sedang marah marah kepada pembantunya. Perihalnya sepele,
pembantunya terlambat mengantarkan minuman kepadanya.
anak kedapatan oleh ayahnya sedang marah marah kepada pembantunya. Perihalnya sepele,
pembantunya terlambat mengantarkan minuman kepadanya.
Lalu ayahnya
menasihatinya, kata ayahnya kepada anaknya:
menasihatinya, kata ayahnya kepada anaknya:
“Kenapa sih kamu sering marah marah nggak karuan seperti itu, padahal
kan kamu nggak perlu melakukannya, toh apa yang kamu inginkan sudah dipenuhi.
Lain kali jangan seperti itu lagi”
kan kamu nggak perlu melakukannya, toh apa yang kamu inginkan sudah dipenuhi.
Lain kali jangan seperti itu lagi”
“ Iya yah, saya janji” sahut anaknya. Kemudian ayahnya melanjutkan
kata katanya:
kata katanya:
“ Untuk membuktikan janji mu kepada ayah, maka ayah akan memberikan kamu
tantangan dan jika kamu berhasil maka kamu akan dapat reward.”
tantangan dan jika kamu berhasil maka kamu akan dapat reward.”
“ Saat kamu ingin marah, coba tancapkan 1 pake pada
tiang kayu yang ada disudut sana, dan jika kamu berhasil menahan amarah, maka
hadiahnya kamu boleh mencabut 5 paku dari tiang itu.”
tiang kayu yang ada disudut sana, dan jika kamu berhasil menahan amarah, maka
hadiahnya kamu boleh mencabut 5 paku dari tiang itu.”
Lalu anak itupun
menyanggupi tantangan ayahnya untuk mengikuti latihan menahan emosi. Hari pertama
anak itu tidak mampu menahan emosinya, maka ia menancapkan satu paku di tiang
tersebut, begitu seterusnya.
menyanggupi tantangan ayahnya untuk mengikuti latihan menahan emosi. Hari pertama
anak itu tidak mampu menahan emosinya, maka ia menancapkan satu paku di tiang
tersebut, begitu seterusnya.
Ia baru berhasil menahan
amarah pada saat memasuki minggu ke empat latihan. Pada saat itu pula ia
mencabut lima paku sekaligus.
amarah pada saat memasuki minggu ke empat latihan. Pada saat itu pula ia
mencabut lima paku sekaligus.
Mengejutkan, setelah
latihan berjalan selama 2 bulan, anak itu menjadi lebih sabar dan mampu
mengontrol amarahnya.
latihan berjalan selama 2 bulan, anak itu menjadi lebih sabar dan mampu
mengontrol amarahnya.
Kemudian ia menemui
ayahnya untuk menyampaikan hasil latihannya, katanya:
ayahnya untuk menyampaikan hasil latihannya, katanya:
“Ayah..ayah… lihat, aku telah berhasil menahan emosi dan kini aku
sudah mencabut semua paku yang aku tancapkan”
sudah mencabut semua paku yang aku tancapkan”
“Bagus sekali anak ku, kamu telah berhasil dengan baik. Tahukah kamu
bahwa amarah itu tidak baik. Coba kamu perhatikan tiang itu, kini sudah banyak
bekas paku kan?”
bahwa amarah itu tidak baik. Coba kamu perhatikan tiang itu, kini sudah banyak
bekas paku kan?”
Anak itupun tertunduk lesu
dan menyesali perbuatannya, ia pun berjanji dalam hati untuk tidak mengulangi
perbuatannya.
dan menyesali perbuatannya, ia pun berjanji dalam hati untuk tidak mengulangi
perbuatannya.
Pesan Moral:
Sesunguhnya sahabat ku: Saat kita marah, kita telah
menyakiti hati seseorang dan itu akan membekas dihatinya. Ibaratkan sebuah paku
yang di tancapkan pada tiang kayu. Hasilnya banyak lobang membekas dan seperti
itu pulalah yang terjadi pada orang lain saat kita marah.
menyakiti hati seseorang dan itu akan membekas dihatinya. Ibaratkan sebuah paku
yang di tancapkan pada tiang kayu. Hasilnya banyak lobang membekas dan seperti
itu pulalah yang terjadi pada orang lain saat kita marah.
Baca juga: Cara
Mengembangkan Potensi Diri untuk Menjawab Tantangan Dunia Kerja.
Mengembangkan Potensi Diri untuk Menjawab Tantangan Dunia Kerja.
Apa renungan yang bisa Anda pelajari dari cerita ini?
Jika sudah menemukan
jawabannya, harap menyertakan pada kolom komentar dibawah!
jawabannya, harap menyertakan pada kolom komentar dibawah!
Semoga saja dengan adanya artikel ini bisa menjadikan kita ke cara berfikir yang lebih baik.
artikel ini mah kesindir banget, 🙂
Emosi yang menggila memang menjadikan diri tuk susah diatur Mas, apalagi kalau lagi banyak pikiran tiba-tiba ada yang nyerepet pake knalpot bissing mah, udah pasti lah mending kejar, kalau gelap pisan pikiran mah ya mending tendang aja. 🙂
Kayaknya sih ini pengalaman pribadi ya mas…semoga aja kita jadi makin sabar mas…kalau saya pribadi biasanya menyalurkan emosi dengan cara menulis atau blogwalking, kalau ada waktu ya jalan2 ke alam terbuka