Daftar Isi:
Menyingkirkan Duri Penghalang
Kita bisa berbuat baik tentunya bukan untuk mengharapkan sesuatu. Karena kita sadar itulah peran yang harus kita mainkan. Kewajiban kita adalah untuk menyingkirkan duru dijalanyang sedang kita lalui, bukan saja agar tidak melukai kita, namun juga untuk melindungi pejalan kaki lainnya.
Temukan arti pesan sang bijak, berikan derma dari tangan kanan, seakan tangan kirimu tidak mengetahuinya.
Menyingkirkan Ketakutan
Jalan keberhasilan adalah milik Anda. Pada saat Anda menyadari bahwa Anda bertanggung jawab penuh atas segala sesuatunya, dan Anda tidak menemukan alasan apapun untuk menyalahkan orang lain disaat itulah Anda menemukan jalan Anda sendiri.
Disaat itulah Anda menyadari kebebasab dan hilangnya ketakukan. Hanya Anda yang mampu
memikul hidup Anda bukan orang lain.
Bila Anda menganggap hidup Anda suatu tugas, maka tunaikanlah. Bila Anda menganggap hidup Anda sebagai beban, maka pikullah. Bila Anda menganggap hidup Anda adalah harta karun yang tak terhingga, maka berbagilah.
Kerjakan yang terbaik dari
diri Anda, tujuan hidup akan Anda temukan disaat Anda melakukan perjalanan
Anda. Dan yang terpenting, Anda tak akan menemukan apa-apa jika diam dan tak
melakukan sesuatu.
Menyingkirkan Prasangka Buruk
Ketika Anda memandang persoalan, singkikanlah prasangka-prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai, namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan jawaban sebelum Anda mengetahui pertanyaannya. Seburuk-buruknya jawaban adalah bila Anda tak paham masalahnya.
Biarkan fakta yang tampak dihadapan Anda, dan terima apa adanya. Jangan biarkan prasangkamenyeret Anda ke jalan yang lain. Mungkin Anda merasa aman dengan prasangka Anda, namun sebenarnya ia berbahaya diwaktu yang panjang. Bila Anda telah mampu melepaskan prasangka, Anda akan menemukan pandangan yang lebih
jernih, keberanian untuk mengatasi masalah, dan jalan yang lebih lebar.
Bila Anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah mata Anda, bukan kaca mata Anda, dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada dibalik kacamata, bukan yang terpantul dari cermin kacamata Anda.
Demikian pula halnya dengan diri Anda, yang sesungguhnya melihat adalah hati Anda
melalui mata Anda. Prasangka itu bagaikan debu debu pikiran yang mengaburkan
pandangan hati, sehingga Anda tak mampu melihat dengan baik. Usaplah prasangka
sebagaiman Anda menyingkirkan debu dari kacamata Anda, karena keinginan Anda
untuk melihat lebih jelas dan lebih jernih lagi.
Menyingkirkan Pikiran Yang Membelenggu
Hampir seluruh hidup bermula dari ketidakmauan kita untuk menerima hidup ini apa adanya. Kita tak mau berkompromi dengan kenyataan. Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma, dan melihat realitas secara sederhana.
Kita lebih suka bermain dengan persepsi, dan kita lebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri, padahal itu adalah bentuk lain dari pikiran yang membelenggu kita sehari-hari.
Mulai saat ini, singkirkanlah pikiran yang membelenggu kita, mari sejenak kita pejamkan mata, untuk menemukan kesejukan pikiran. Menggali ketentraman perasaan untuk menyentuh jiwa yang tenang. Mensyukuri setiap tarikan nafas untuk menyadari keberadaan kita dibumi ini.
menyingkirkan prasangka yang buruk itu yang harus dibuang jauh-jauh ya mas, saya kalau hari libur selalu menggunakan trik blogwalking 😀
Iya benar banget tu pak Ibrahim, prasangka itu memang enak tapi endingnya, Sakitnya tuh disini….
Kalau saya manfaatkan hari libur untuk keluarga sepenuhnya, tinggalkan rutinitas pekerjaan, blogging, internet. Selain itu, jaringan di tempat saya tinggal kadang ga stabil untuk internetan, paling bisa menggunakan smartphone.
Trims udah mampir dan memberi komentar
Terima kasih sekali untuk inspirasinya
Terima kasih kembali mas, semoga bermanfaat untuk Anda.