Wirausaha Kelas Gerobak Pemain Kunci Perekonomian Nasional

Wirausaha
Kelas Gerobak
atau yang biasa disebut usaha mikro merupakan kunci Perekonomian
Nasional. Berdasarkan data Kementrian Koperasi tahun 2012, bahwa jenis usaha
mikro berjumlah 56 juta.
Total
lapangan kerja yang tersedia sekitar 99 juta orang, dengan asumsi jumlah
pekerja sebanyak 2 orang. Sekitar 40 persen masyarakat Indonesia yang bekerja
pada sektor tersebut. Artinya mereka menjadi kunci dalam menggerakan ekonomi
secara nasional.
Mungkin
sebagian orang atau bahkan hampir semua orang di Indonesia beranggapan miring
terhadap pedagang gerobak. Kita tentu tidak bisa menyalahkan persepsi seseorang
terhadap apapun dan siapapun.
Namun
pernahkah kita semua berpikir bahwa semua lapisan masyarakat memiliki peranan
penting dalam menggerakan perekonomian bangsa ini? Jadi mulai saat ini jangan
pernah anggap remeh semua profesi yang ditekuni oleh seorang wirausaha kelas
gerobak seperti tukang bakso, nasi goreng, martabak, jus dan lain sebagainya.

Wirausaha Kelas Gerobak Juga Entrepreneur Lho!!!

Kita

semua tahu bahwa memang banyak industri besar, yang tak pernah luput dari
sorotan orang banyak. Fenomena ini yang terkadang menyilaukan sehingga profesi
wirausaha kelas gerobak tidak pernah dianggap memiliki peran dalam menggerakan
ekonomi bangsa.

Ciri-ciri Wirausaha Kelas Gerobak
(UMKM):

 
Seorang
pakar Branding, Subiakto Priosoedarsono memaparkan ciri-ciri usaha mikro adalah
sebagai berikut:
  1. Pendapatan
    kurang dari Rp 300 juta pertahun
  2. Modal
    yang digunakan untuk usaha kurang dari Rp 50 juta
  3. Tenaga
    kerja rata-rata 2 orang (Pemilik sekaligus pengelola dan dibantu oleh
    isteri, anak atau saudara)
Berdasarkan
data dari Kementrian Koperasi tahun 2012, pelaku usaha kecil berjumlah sekitar
629 ribu. Ciri-ciri usaha kecil adalah sebagai berikut:
  1. Memiliki
    tempat usaha seperti warung;
  2. Pendapatan
    pertahun berkisar antara Rp 300 juta – Rp 2,5 Milyar;
  3. Kekayaan
    bersih Rp 50 juta – Rp 500 juta.
  4. Penyerapan
    tenaga kerja hingga 8 orang.
Bila
melihat dua jenis usaha (pelaku usaha) diatas tentunya sangat wajar bila UMKM
mendapat dukungan dari perbankan. Kenyataannya sangat kontras, meskipun
memiliki peranan yang besar dalam ekonomi Indonesia, sektor UMKM belum mendapat
dukungan besar dari perbankan.
Jika
merujuk pada data Bank Indonesia pada bulan april 2014, kucuran dana kredit
bank umum untuk sektor UMKM hanya Rp 658,5 Trilliun. Angka ini sangat kecil
bila dibandingkan dengan jumlah penyaluran kredit pada sektor lain yaitu Rp
2.794 Triliun.
Jika
melihat pada kenyataan sebelumnya, sektor UMKM tergolong usaha yang memiliki
ketahanan yang kuat. Saat terjadi krisis pada tahun 1998, UMKM masih mampu
bertahan.
Sektor
UMKM sebenarnya memberikan harapan yang besar bagi Indonesia. Dalam menghadapi
gempuran ekonomi negara-negara Asia Tenggara, sektor UMKM menjadi tulang
punggung Indonesia terlebih dalam menghadapi persiapan MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean).

Kesulitan Yang dihadapi Wirausaha
Kelas Gerobak (UMKM):

 
Meskipun
memiliki ketahanan terhadap gempuran dari negara luar dan krisis ekonomi, namun
sektor UMKM juga memiliki berbagai masalah, diantaranya:
(1)
Kesulitan memasarkan produknya,
(2)
Kesulitan memperoleh bahan baku,
(3)
Kesulitan mendapatkan modal.
Harapan
besar kepada pemerintah terutama dalam hal regulasi yang berpihak pada sektor
UMKM. Selain itu, dukungan perbankan dalam hal pendanaan tentu menjadi
pengharapan pelaku sektor UMKM. Agar semakin maju dan mampu bersaing, tentunya
sektor UMKM yang menjadi kunci perekonomian Indonesia wajib kita dukung. 

Luput dari Perhatian Orang Banyak:

 
Ada
hal yang menggembirakan tentunya, khusus diwilayah Kalimantan Barat sektor UMKM
telah didukung oleh Lembaga Keuangan non Bank. Yaitu Credit Union (Koperasi
Kredit) yang berberan sebagai penyambung antara pelakuk sektor UMKM dengan
penyedia Dana.
Karena
saling mendukung, kedua jenis UMKM ini berkembang pesat hampir di seluruh
wilayah Kalimantan Barat. Bahkan ada beberapa Credit Union yang telah memiliki
aset/kekayaan dan volume usaha hingga triliunan.
Namun
sekali lagi, hal ini luput dari perhatian karena memang Credit Union tidak
terlalu populer. Selama ini, dalam hal pendanaan cenderung mengandalkan sektor
perbankan. Credit Union memberdayakan para anggotanya yang berasal dari
kalangan ekonomi menengah kebawah.
Meskipun
berdiri sendiri dan tanpa mendapat dukungan dana dari perbankan, Credit Union
terbukti tahan terhadap krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, bahkan
kini semakin berkembang dan berdiri tegak.
Semoga
pelaku di sektor UMKM dan Lembaga Keuangan Mikro (Credit Union) semakin kuat
dan menjadi Kunci Perekonomian Indonesia.
Salam!

 

Sumber:
kompas.com

Iklan

Melalui buku ini, Anda akan belajar bagaimana Membangun kekayaan Melalui Investasi.

22 Replies to “Wirausaha Kelas Gerobak Pemain Kunci Perekonomian Nasional

  1. usaha mikro 56 juta itu baru yang terdata ya mas, jika dijumlah dengan yang belum terdata akan bertambah besar lagi ya

    1. Iya, itu data tahun 2012 yang saya kutip dari kompas, jika merujuk pada data tahun 2014 pastinya udah lebih banyak. Pendataannya mungkin masih belum jelas mas…dan wajib diperbaiki oleh dinas koperasi dan UMKM

  2. 3. Keuslitan mendapatkan modal.
    Verifikasi berkas diperbankan menyulitkan perkembagan UMKM karena dana yang dikeluarkan tergantung dengan jenis usaha yang sudah dijalankan. Bukan usaha yang akan dibangun, jadi ide awal tanpa modal awal masih sulit buat yang berniat membangun UMKM

      1. Rudhy: Untuk membangun awal memang harus punya modal sendiri mas, kebanyakan yang dikucurkan bank untuk menambah memperluas usaha sifatnya.

        @Zach: maksudnya mungkin kesulitan mas, hehehe

  3. mantap juga ya penjual gerobak pendapatannya..cuman kan persaingan makanan itu di harga sama rasa…
    intinya harus punya pengalaman dan skil juga ya mas..trims artikelnya memotivasi mas..

    1. @Hendri: Kalau melihat perkembangannya pendapatan mungkin bisa lebih dari itu mas, akan tetapi itu masih pendapatan kotor bukan keuntungan bersih.

      @Zach: Mungkin mas Hendri mau dorong2 mas Zach, soalnya keretanya kan sebentar lagi mau didorong

  4. 300 juta setahun masih dikategorikan gerobak Mas? wahhh, hebat banget ya status ekonominya, berarti.

    1. Bener mas, itu untuk kategori terrtinggi, jika rata2 hasil bersih 10%-15% maka bersihnya sekitar 30 juta – Rp 45 Juta pertahunya.

      Hampir sepuluh juta per bulan mas zach. Iya, tarap hidupnya udah baik, namun statusnya aja yang belum…..sama kayak wirausaha kecil yang kini banyak jadi milyarder

  5. sektor ini peluangnya banyak, meski banyak juga persaingannya

    1. iya mas, asal jangan mudah putus asa ya, hehehee

      1. @hary: memang begitu hukumnua kang, kalau peluang besar pasti peminat banyak swhingga persaingan ketat jg

      2. Betul mas pur, itu memang kewajiban

  6. usaha apapun baik skala kecil atau pun besar jika di tekuni secara serius akan membawa kesuksesan sendiri mas, daripada orang yang suka bergonta ganti usaha, hehehehe, nice info mas

    1. Ketekunan memang dibutuhkah dalam menjalankan usaha, makasih kembali mas

  7. memang lebih baik menciptakan lapangan kerja ya mas, meskipun harus dirintis dari kecil dulu, justru malah menjadi pemegang kunci perekonomian nasional

    1. Benar Mbak Ninik, mental wirausaha wajib dimiliki untuk merintis usaha……walaupun kecil2an tapi tetap perlu ketekunan

    1. Kalau ada modal, ga salah juga memulai sesuatu yang lebih besar….yang penting kan niatnya memulai

  8. Usaha martabak memang menggiurkan. pencinta makanan ini bisa beragam. Mulai dari anak kecil hingga dewasa. Tapi maukah anda usaha martabaknya lebih dikenal lagi?
    Silahkan coba gunakan packaging makanan ini http://www.greenpack.co.id/

    1. Saya udah lihat kemasannya, sangat kreatif dengan memanfaatkan apa yg ada disekitar kita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.